Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kader PMII Jakarta Tertembak, Komisariat Unija Serukan Aksi Solidaritas Massal

Kader PMII Jakarta Tertembak, Komisariat Unija Serukan Aksi Solidaritas Massal



Berita Baru, Jakarta – Seorang kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jakarta, Diego Zidan Maulana, menjadi korban penembakan peluru karet oleh aparat keamanan selama aksi unjuk rasa di sekitar Markas Komando (Mako) Brimob di Kwitang, Jakarta Pusat, pada Jumat malam (29/8/2025). Mahasiswa semester 3 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jakarta (Unija) ini mengalami luka parah setelah peluru karet menembus dan pecah di dada kirinya, sehingga harus menjalani operasi darurat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Insiden ini terjadi sekitar pukul 19:30 WIB saat pasukan Brimob melakukan penyisiran untuk membersihkan area demonstrasi. Aparat bergerak dari arah Tugu Tani menuju Senen, dilengkapi perisai, pentungan, dan kendaraan taktis. Diego, yang aktif dalam aksi tersebut, tertembak di tengah bentrokan, menyebabkan fragmen peluru bersarang di dada dan berisiko menimbulkan infeksi fatal jika tidak segera diatasi. Operasi dimulai sekitar pukul 21:30 WIB dan diperkirakan berlangsung 1-2 jam, meski hingga pukul 23:15 WIB belum ada update resmi mengenai kondisinya.

Kejadian ini menjadi bagian dari gelombang unjuk rasa nasional yang meletus sejak 25 Agustus 2025, dipicu oleh usulan tunjangan perumahan Rp50 juta per bulan bagi anggota DPR—yang dianggap berlebihan dibandingkan upah minimum DKI Jakarta—serta kenaikan biaya hidup, pemutusan hubungan kerja massal, dan kenaikan pajak properti. Protes juga menuntut pembatalan penulisan ulang sejarah Indonesia, pembubaran DPR, serta pengunduran diri presiden, kabinet, dan kepala kepolisian. Pada 29 Agustus, aksi difokuskan pada tuntutan keadilan atas kematian Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang tewas tertabrak kendaraan polisi pada hari sebelumnya, dengan bentrokan terjadi di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Makassar.

Pendampingan intensif dilakukan oleh Keluarga Besar PMII Jakarta beserta kader dari berbagai kampus dalam jaringan PMII, termasuk dukungan penuh dari Komisariat PMII Unija. PMII, organisasi mahasiswa Islam yang berdiri sejak 17 April 1960 di Surabaya dan berlandaskan nilai Ahlussunnah Waljamaah sebagai bagian dari Nahdlatul Ulama (NU), telah lama aktif dalam gerakan sosial dan advokasi hak asasi manusia.

Ketua Komisariat PMII Unija, Sahabati Dahlia, langsung menyerukan doa keselamatan bagi Diego sekaligus mengajak seluruh kader PMII se-Indonesia untuk melakukan aksi solidaritas. “Diego Zidan adalah saudara kita. Saat ini ia sedang berjuang di meja operasi. Kami meminta doa dari seluruh kader PMII di seluruh Indonesia, sekaligus menyerukan aksi solidaritas agar tragedi ini tidak tenggelam. Keadilan harus ditegakkan,” tegas Dahlia.

Dahlia menegaskan bahwa penembakan terhadap kader mahasiswa merupakan pelanggaran serius terhadap hak demokrasi dan kebebasan berekspresi. Ia menambahkan, aksi solidaritas akan digelar dalam waktu dekat sebagai bentuk perlawanan terhadap kekerasan aparat, sambil mendorong pengawasan ketat atas keamanan demonstrasi agar polisi bertindak profesional. “Kami tidak ingin tragedi seperti ini terulang. Hak mahasiswa untuk bersuara harus dihormati,” lanjutnya.

Konteks kekerasan terhadap aktivis semakin mengkhawatirkan. Menurut laporan Amnesty International Indonesia, sepanjang Januari hingga Juni 2025, setidaknya 104 pembela hak asasi manusia (HAM)—termasuk aktivis mahasiswa—menjadi korban serangan dalam 54 kasus, dengan 30 kasus intimidasi dan serangan fisik. Ini termasuk penggunaan kekuatan berlebih oleh polisi selama aksi damai, seperti pada Hari Buruh Internasional Mei 2025. Selain itu, selama unjuk rasa Agustus ini, tercatat puluhan luka-luka dan sekitar 600 penangkapan, dengan respons dari pemerintah berupa permintaan maaf dari Presiden Prabowo Subianto dan Kapolri Listyo Sigit Prabowo atas insiden kematian Affan, disertai janji penyelidikan transparan.

PMII Jakarta menyatakan akan terus memantau perkembangan kondisi Diego dan mendorong investigasi independen atas insiden penembakan ini. Masyarakat diimbau untuk bergabung dalam doa bersama dan aksi solidaritas guna mendukung perjuangan demokrasi di Indonesia.