Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Jalan Bulu-Jatirogo Rusak Parah, PC PMII Tuban Lakukan Advokasi

Jalan Bulu-Jatirogo Rusak Parah, PC PMII Tuban Lakukan Advokasi



Berita Baru, Tuban – Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Tuban melakukan advokasi di jalan Jatirogo-Bulu. Aktivis pergerakan itu melakukan advokasi terkait rusaknya jalan di area tersebut karena menghambat para pelintas jalan hingga bisa mengakibatkan kecelakaan.

Bersama tim advokasi pengurus cabang PMII tuban melaksanakan advokasi terkait rusaknya jalan jatirogo bulu. Rusaknya jalan tersebut sangat menghambat para pelintas jalan dan  menggangu pengendara jalan hingga bisa mengakibatkan kecelakaan.

Berdasarkan keterangan dari salah satu warga penjual legen di pinggir jalan itu, rusaknya jalan di Kecamatan Jatirogo – bmBulu ini sudah sangat lama. Namun belum di perbaiki hingga hari ini. Bahkan ketika musim hujan banyak pasir dan juga air menggenangi jalan tersebut.

“Ketika musim hujan jalannya banyak pasir dan air bergenang layaknya sawah,” Ujar penjual legen yang enggan disebut namanya itu dengan nada tersenyum tapi kerut wajahnya sangat miris melihat jalan rusak yang tidak kunjung di perbaiki.

Disamping itu juga ada banyak cucian pasir silica dan pertambangan berada di area tersebut. Sehingga diduga rusaknya jalan Jatirogo – Bulu akibat banyaknya truk dari area itu yang melintas. “Setiap hari ada ratusan truk yang melintas disini. Mungkin itu yang membuat jalan rusak,” tambahnya.

Pernyataan dan realita lapangan ini sangat bertolak belakang dengan data Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)  Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky pada tahun anggaran 2022. Bahkan ia mencantumkan kegiatan penyelenggaraan Jalan Kabupaten Tuban sudah terealisasi 81,14% dengan anggaran 145.654.933.916 dengan laporan sub kegiatan pemeliharaan rutin jalan 93,32%.

“Namun, anggaran yang terealisasi 26.146.835.304. Sungguh ironis dengan anggaran sebesar itu tidak ada perawatan jalan yang bisa di rasakan oleh masyarakat di daerah Jatiroto Bulu,” ungkap Ketua Umum PC PMII Tuban, Abid Arrohman.

Ditempat yang sama, Ervan Bayu Setyawan selaku sopir truk pengangkut pasir disalah satu pertambangan di Desa ngepon Kecamatan Jatirogo, Kabupaten  Tuban menyampaikan, di desa tersebut tidak ada jalan khusus untuk truk tambang pasir. Sedangkan di Dusun Pule Desa Ngepon ada sedikit jalan khusus untuk truk tambang pasir.

Namun, harus izin Ketua RT setempat dengan catatan, truk pengangkut pasir memberikan sedikit finansial dan juga membersihkan jalan yang dilalui truk dari tambang pasir.

“Karena Tambang pasir yang diduga ilegal dan tidak berizin enggan membersihkan pasir yang tercecer di jalan. Apabila ada operasi terkait izin pertambangan, pihak tambang pasir yang diduga ilegal menyembunyikan alat beratnya,” kata Ervan.

Bahkan Ervan sendiri pernah mengalami kejadian operasi tambang dari Polda Jatim, Namun yang bersangkutan berhasil melarikan diri. Dia juga enggan menyalahkan lalu lalang pertambangan yang mengakibatkan rusakanya jalan raya Bulu – Jatirogo rusak karena faktor cuaca dan memang sudah lama jalan tersebut tidak diperbaiki.

Sementara itu, Mansur selaku Kepala Desa Ngepon menjelaskan, jalan Bulu – Jatirogo terakhir dipebaiki di era kepempimpinan Bupati Heni. “Kemungkinan rusaknya karena faktor cuaca dan bahan materialnya kurang bagus,” jelas Mansur Kepala Desa Ngepon Kecamatan jatirogo saat didatangi Tim Advokasi PC PMII Tuban.

Ia juga menambahkan, tidak adanya selokan dibahu jalan menambah rusaknya jalan, karena saat hujan air menggenang diatas aspal. Mansur juga membantah, adanya kerusakan jalan karena lalu lalang truk tambang.

“Diperbandingkan dengan jalan pantura yang setiap hari dilewati ribuan kendaraan bermuatan berat masih tetap kuat, berarti tidak lain jalan raya Ngepon rusak karena faktor bahan bakunya yang kurang baik” ujar Kades Ngepon itu.

Menurut Mansur, justru pertambangan yang ada di area ini menjadi lumbung perekonomian masyarakat. Dirinya juga menyalahkan adanya penyempitan jalan karena adanya portal yang di pasang saat bulan puasa kemarin.

“Yang semestinya 1 tronton bisa memuat sekitar 4 dump truk pasir kini tidak bisa masuk, sehingga banyak truk yang sekarang lalu lalang dan malah menambah rusaknya jalan,” pungkasnya.