Awal Tahun Kasus DBD di Tuban Meningkat, Tujuh Orang Meninggal Dunia
Berita Baru, Tuban – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Tuban mengalami peningkatan signifikan sepanjang awal tahun 2025.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban, tercatat sebanyak 463 kasus DBD terjadi sejak Januari hingga 23 Mei 2025.
Dari jumlah tersebut, tujuh orang meninggal dunia akibat penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Kepala Dinkes P2KB Kabupaten Tuban Esti Surahmi, mengungkapkan, bahwa kasus DBD di wilayahnya mengalami peningkatan pada tahun 2025 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
“Terjadi kenaikan jumlah kasus. Tahun lalu pada periode yang sama tercatat 444 kasus. Tahun ini jumlahnya lebih banyak,” ujar Esti, Jumat (30/5/2025).
Esti menjelaskan, kelompok usia 6 hingga 14 tahun menjadi yang paling rentan terserang penyakit ini.
Ia menambahkan, curah hujan yang masih tinggi hingga pertengahan tahun turut memperbesar risiko penyebaran DBD.
“Musim hujan yang berlangsung lebih lama berkontribusi terhadap meningkatnya kasus. Lingkungan lembap dan genangan air menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti,” jelasnya.
Sebagai langkah pencegahan, Esti mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan rutin melakukan 3M Plus (menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas) guna mencegah penyebaran DBD.
“Mari kita basmi demam berdarah dengan 3 M plus guna mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk,”
Esti menambahkan, penyebaran DBD tidak hanya dipengaruhi oleh cuaca, tetapi juga oleh berbagai faktor lain, seperti kepadatan dan mobilitas penduduk, perilaku masyarakat, perubahan iklim global, pertumbuhan ekonomi, hingga ketersediaan air bersih.
Lebih lanjut, ia juga mengajak masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), antara lain dengan membuang sampah pada tempatnya dan menghindari benda-benda yang dapat menjadi sarang nyamuk.
Perempuan berkerudung itu mengimbau agar setiap rumah memiliki satu juru pemantau jentik (Jumantik) sebagai bagian dari gerakan 1 Rumah 1 Jumantik. Warga juga diharapkan segera membawa anggota keluarga, tetangga, atau siapa pun yang mengalami gejala demam tinggi ke fasilitas kesehatan terdekat.
“Mari kita sama-sama cegah penyebaran penyakit DBD dengan menjaga kebersihan lingkungan secara rutin dan aktif,” pungkasnya.