Berita Tuban Hari Ini EKONOMI POLITIK SOSIAL
Datang Ke Tuban, Mensos Risma Salurkan BST
Berita Baru, Tuban – Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI)lakukan kunjungan kerja dan pengawasan penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) kepada masyarakat Kabupaten Tuban, Sabtu (24/07).
Kunjungan Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini tersebut, didampingi staf khusus Mensos, Don Rozano, Suhadi Lili, Sekretaris Ditjen Linjamsos, Roben Rico, dan Kepala Biro Umum, Wiwiek Widiyanti tiba di Tuban sekitar pukul 13.30 Wib.
Dalam sambutannya, Mensos RI Tri Rismaharini sampaikan mekanisme bantuan penyaluran bantuan BST. Selaian itu Risma juga menjelaskan, jika pemerintah telah menyalurkan berbagai macam jenis bantuan untuk rakyat Indonesia sebagai salah satu upaya menangani kondisi pelik adanya Covid-19.
“Pemerintah memberikan tiga jenis bantuan yang diserahkan pada Kemensos, bantuan sosial tunai, berhenti pada bulan April. Karena sempat diproyeksikan bulan April selesai. Ternyata tidak. Sehingga bantuan harus diperpanjang,” jelasnya.
Kemudian BPNT atau sembako. Yang dibeli di e-warung. Dengan jumlah 200 ribu. Lalu ada PKH, yang masing-masing penerima sesuai kondisi keluarga.
“Nah, itu kita berikan Juli-September, mereka menerima beras 10 kg, melalui bulok. Untuk BST oleh PT Pos,” ujarnya.
Lebih lanjut Risma menjelaskan, jika BPNT akan mendapatkan tambahan 2 bulan. Meskipun ada usulan baru, 5,9 juta se-Indonesia. Yang akan menerima bantuan 600 ribu bulan Juli sampai Desember.
Selain membahas bantuan yang dikordinasi oleh kementeriannya, Risma juga menyinggung UMKM akan disisir oleh kementerian UMKM, terkait bantuan pada masyarakat yang menjalankan UMKM yang terdampak Covid-19. Untuk Pengawasan semua bantuan nantinya dibantu oleh, Kejaksaan, Polri dan TNI.
“Kami tahu kondisi pandemi, bahwa, untuk tambahan bantuan pasti ingin dianggarkan. Tapi kadang, anggaran pemerintah daerah tidak ada anggarannya,” pungkasnya.
Pardiman penjual es, asli Baturetno salah satu yang menerima bantuan tersebut, merasa senang sebab bisa meringankan kebutuhan sehari-hari.
Ia mengakui sebelumnya penjual es keliling harus berhenti dan harus melakukan kerja apapun demi memenuhi kebutuhan keluarga sebab adanya penerapan PPKM.
Dengan penerapan PPKM Darurat ia merasa kesulitan jualan dan akhirnya untuk memenuhi kebutuhan itu kerja serabutan apa saja.
“Harapan kedepan bisa berjualan lagi selama ini terhenti tidak bisa jualan,” pungkasnya. (Wan/Mam)