Demi Jawab Keluhan Masyarakat Kesulitan Air, Pemdes Desa Dagangan Berikan Solusi Program Pamsimas
Berita Baru, Tuban – Desa Dagangan salah satu desa yang terletak dipedalaman hutan Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban yang terdiri dari enam dusun, Dusun Sumberan, Dusun Brangkali, Dusun Petak, Dusun Krajan, Dusun Sekar Petak dan Dusun Tanjung masyarakat desa tersebut, sering mengeluh mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Apalagi ketika sudah memasuki musim kemarau.
Dengan adanya keluhan masyarakat tersebut, masyarakat Desa Dagangan di tahun 2019 mendapatkan Program Pengelola Air Minum dan Sanitasi (PAMSIMAS) dari Kementerian PUPR. Adanya Pamsimas tersebut sekarang mampu mengaliri tiga dusun, Sekar Petak, Tanjung dan Krajan. Tandon air tersebut berdiri di tanah hibah masyarakat setempat.
“Masyarakat dengan adanya program tersebut merasa terbantu, dan mudah mendapatkan air bersih. Pemerintah Desa Dagangan juga membantu perawatan pipanisasi. Karena bagaimanpun tidak, ini juga demi kebaikan masyarakat. Dulu untuk perawatan pipanisasi di bantu 1.500 cm, dan itu dari anggaran Dana Desa (DD) tahun 2019,” tutur Riyanto, sekaligus juga pengurus Pamsimas Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) Sumber Makmur.
Sebelum ada program Pamsimas masyarakat ngangsu (cari air). Masyarakat mencari sumber mata air untuk kebutuhan sehari-hari. Itupun masyarakat harus berjalan ratusan meter.
“Untuk rincian bulanan satu meter kubik 5.000 rupiah, dan pemasangan pipa 700 ribu. Alhamdulillah dengan rincian tersebut masyarakat tidak keberatan. Demi meningkatkan kepercayaan masyarakat pengurus juga mengecek titik-titik pipa. Harapannya kebutuhan air masyarakat tidak terganggu,” tutup Riyanto.
Kepala Desa Dagangan Abdul Wahab menambahkan, kalau mengandalkan program dari Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) Kabupaten Tuban itu sangat lambat sekali untuk mempercepat Desa Dagangan mendapatkan air bersih. Sebelumnya Desa Dagangan, sepanjang tahun 1.000 Kepala Keluarga (KK) lebih di Dusun Tanjung setiap musim kemarau selalu kesulitan air bersih. Sedangkan air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat.
“Tahun 2020 ini kemarin kita kembangkan sampai pedukuhan Krajan, alhamdulillah walaupun debit sumber airnya kecil setiap musim kemarau cukup membantu. Karena sebelum adanya Program Pamsimas, dulu masyarakat ambil air naik turun lereng gunung dan itupun ambilnya berjarak dua kilometer,” tutur Wahab sapaan akrabnya
Lebih lanjut Abdul Wahab menjelaskan, dulu droping air untuk mengantisipasi kekurangan masyarakat sepuluh truk tangki setiap minggu. Namun setelah adanya Pamsimas yang berjalan, syukur hari ini satu minggu droping atau dua truk tangki sudah cukup.
“Untuk tahun 2021 nanti kalau tidak ada kendala rencananya akan ada pengembangan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dari penugasan Provinsi Jawa Timur. Dan ditambah paket Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tuban, semoga semua bisa clear kebutuhan air di Desa Dagangan,” tutup Wahab.
Senada yang disampaikan, Bisri Mustofa selaku bendahara Asosiasi Pengguna Air Minum Ronggolawe (ASPARO) Tuban. Saat berkunjung menuturkan, untuk membuat sistem pengelolaan Pamsimas yang baik adalah perlu adanya lembaga yang mengontrol dan menata. Sehingga dengan demikian, pengelolaan Pamsimas akan berjalan dengan sehat.
“Semua level harus saling mendukung, baik level masyarakat dan pemerintahan desa. Sehingga pengurus Badan Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (BP SPAMS) ini bisa didorong dengan semaksimal mungkin. Harapannya nanti keberhasilan BP Spams bisa membuat peningkatan pelayanan di aspek air bersih tersebut,” tutur Bisri.
Asosiasi Spams ini dibentuk oleh Bappeda semenjak tahun 2012, kemudian beralih ke Dinas PU, selanjutnya Dinas PRKP. Sampai saat ini dukungan dari pemerintah daerah sebenarnya ada, namun sangat minim sekali. Itupun harus melalui beberapa kajian potensi titik sumber mata air bersih yang ada di Kabupaten Tuban.
“Kami konsisten pada desa-desa yang dalam tanda kurang mampu mencukupi air bersih di tingkat desa. Perlu diketahui bahwa, seluruh desa yang ada di Kabupaten Tuban ada dibawah asosiasi kita. Termasuk BP Spams, Hippam, kalau BP Spams program dari Pamsimas. Kemudian yang di Tuban mulai Tahun 2014 terkait BP Spams dari Pamsimas. Setiap tahun minimal sepuluh, program Pamsimas diberikan pada sepuluh desa, tahun 2019 ada 15 program, tahun 2018 ada 15 program, dan tahun sebelumnya sepuluh-sepuluh,” tutup Bisri. (Wan/Dur)