Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Di Tengah Ketegangan Global, Indonesia Tegaskan Peran Strategis Pajak Lewat Asia-Pacific Tax Forum ke-16

Di Tengah Ketegangan Global, Indonesia Tegaskan Peran Strategis Pajak Lewat Asia-Pacific Tax Forum ke-16



Berita Baru, Jakarta – Di tengah meningkatnya ketidakpastian global yang memengaruhi stabilitas ekonomi kawasan, Indonesia menunjukkan peran aktifnya dalam percaturan fiskal regional dengan menjadi tuan rumah Asia-Pacific Tax Forum (APTF) ke-16. Diselenggarakan oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) bersama Malaysian Association of Tax Accountants (MATA), forum ini menjadi ajang berkumpulnya para pemikir pajak dari kawasan Asia Pasifik untuk membahas strategi fiskal di era disrupsi global.

Mengawali forum yang berlangsung di Hotel Aryaduta, Jakarta, Prof. Didik J. Rachbini selaku pendiri dan Ekonom Senior INDEF menyampaikan kegelisahan para ahli terhadap arah ekonomi-politik kawasan yang semakin sulit diprediksi. Di hadapan para peserta dari lintas negara, ia menegaskan bahwa pajak kini bukan sekadar instrumen fiskal, melainkan alat geopolitik yang menentukan stabilitas nasional dan regional. Ia juga menyebut APTF sebagai platform penting yang menghadirkan ruang dialog antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan pemikir kebijakan untuk merumuskan strategi perpajakan yang adaptif dan berkelanjutan.

Presiden MATA, Dato’ Hj. Abd Aziz Bin Abu Bakar, dalam sambutannya turut menyoroti meningkatnya tekanan dari perang dagang global, terutama akibat kebijakan tarif impor Amerika Serikat. Ia menyampaikan bahwa kawasan ASEAN memerlukan kolaborasi teknis yang lebih erat guna menghadapi isu-isu besar perpajakan internasional seperti penghindaran pajak, pengalihan keuntungan, dan penarikan pajak dari transaksi digital lintas negara. Baginya, forum ini tidak hanya menjadi ruang diskusi, tetapi juga perwujudan solidaritas fiskal regional.

Puncak acara ditandai dengan pidato kunci dari Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia, Prof. Anggito Abimanyu. Dengan mengutip ekonom Joseph Stiglitz bahwa “pajak adalah kewajiban,” Prof. Anggito menekankan bahwa perpajakan adalah fondasi dari distribusi kesejahteraan. Ia juga menyinggung arah kebijakan fiskal Indonesia ke depan, termasuk penguatan koordinasi data lintas lembaga, pengawasan transaksi digital, penyesuaian bea masuk, perluasan cukai, hingga pengembangan sistem digital terpadu perpajakan.

Sebagai simbol pembukaan forum, Prof. Anggito memukul gong, disaksikan oleh tokoh-tokoh fiskal kawasan seperti Daniel Witt (Presiden ITIC), Hafiz Choudhury (The M Group Inc.), serta para pejabat tinggi dari Kementerian Keuangan dan INDEF.

Sepanjang hari, forum menghadirkan panel diskusi yang mendalam, mulai dari respons kebijakan fiskal terhadap krisis global, masa depan insentif pajak di bawah Pilar Dua OECD, hingga wacana harmonisasi perpajakan dengan filantropi Islam untuk pertumbuhan ekonomi inklusif. Di tengah tantangan fiskal yang semakin kompleks, seluruh panelis menegaskan urgensi kerja sama regional sebagai kunci memperkuat ketahanan ekonomi kawasan.

Asia-Pacific Tax Forum ke-16 menandai komitmen Indonesia untuk tidak hanya berperan sebagai peserta, tetapi juga pengarah utama dalam pembentukan lanskap perpajakan masa depan Asia Pasifik—yang lebih adil, transparan, dan tangguh menghadapi disrupsi global.