Glaukoma Renggut Indahnya Dunia Afifah
Berita Baru, Tuban – Terik matahari menjelang siang amatlah panas, membuat kulit terasa terpanggang. Debu jalanan serta pantulan hawa menyengat dari aspal ikut mengiringi perjalanan tim Tuban.beritabaru.co menuju kediaman Dwi Setyawati. Ibu seorang bayi yang berusia lima bulan yang tengah menanggung sakit, Glaukoma.
Glaukoma merupakan kerusakan saraf mata akibat meningkatnya tekanan pada bola mata. Penyakit itu bisa terjadi, akibat dari gangguan pada sistem aliran cairan mata. Seseorang yang menderita kondisi ini dapat merasakan gejala berupa gangguan penglihatan, nyeri pada mata, hingga sakit kepala.
Afifah Dwi Putri Arifin, bayi kelahiran 23 April 2020. Beralamatkan Desa Glodog Kecamatan Palang Kabupaten Tuban. Kini, dia hanya bisa menikmati indahnya dunia di balik suara ibunya. Kondisi yang begitu menyedihkan, ditambah dengan tak hadirnya seorang ayah. Ayahnya, meninggal dunia disaat umurnya memasuki usia kandungan enam bulan.
“Untuk kebutuhan sehari-hari, dibantu keluarga saja. Saya tidak bisa meninggalkan Afifah untuk bekerja dengan kondisi seperti ini,” tutur Dwi panggilan akrabnya ketika ditemui tim Tuban.beritabaru.co, Jumat (16/10/20).
Bayi mungil dan lucu itu, adalah putri kedua dari pasangan Arifin dan Dwi Setyawati. Yang kini menjadi tangungjawab sepenuhnya Dwi, setelah kepergian suaminya yang begitu mendadak. sebelumnya tak mengeluh sakit atau menunjukkan gejala apapun.
Dwi menceritakan ketika mengandung Afifah, mengalami tiga kali pendarahan dan dirinya memiliki penyakit asma bawaan. Yang mengharuskannya untuk disuntik dalam mengobatinya.
lebih lanjut, Dwi sambil menahan tangis merasa ikhlas dengan kondisi yang kini sedang ia alami. Harapan besarnya hanya Afifah bisa tumbuh normal layaknya anak-anak lainnya. Bisa melihat keindahan dunia, serta tertawa bahagia.
“Sudah operasi mata kiri itu dibantu BPJS, semoga ada bantuan lain untuk Afifah,” tambah Dwi berkaca-kaca.
Pasca operasi kondisi Afifah sedikit mengalami perubahan positif. Bisa merasakan pantulan sinar. Namun, belum belum sepenuhnya mampu melihat. Sedangkan untuk merespon suara datangnya dari mana, Afifah sudah mulai bisa. Akan tetapi masih perlu kontrol lanjutan
Dwi mengakui, jika putrinya pernah disurvei pihak BASNAS Tuban 4 kali, namun hingga kini belum ada tidak lanjut. Selain itu dirinya hanya terdaftar sebagai Program Keluarga Harapan (PKH).
“Pihak desa mencoba membatu dengan menyediakan mobil ambulan desa, tapi harus cari sopir sendiri dan bensin sendiri, akhirnya saya putuskan untuk menyewa mobil rental mobil sendiri saja,” tegasnya.
Sementara pihak Baznas saat dikonfirmasi, Agus Muhajir Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan menyatakan, tujuan Basnaz kelokasi yang bersangkutan untuk menyurvei kelayakan penerima bantuan. Hasilnya ternyata layak mendapatkan bantuan.
“Pihak desa mengusulkan bantuan ke Basnaz saudari Afifah. Terus kita tindaklanjuti, hasil dari lapangan dari tim yang survey memang betul keluarga Dwi layak mendapatkan bantuan,” tegas Agus.
Lebih jauh Agus, menjelaskan jika bantuan sebenarnya sudah bisa dicairkan untuk bantuan berobat Afifah. Dengan melampirkan surat rujukan Puskesmas setempat, atau surat rujukan dari RS. Surat pencairan dimasukan dua hari ke Basnaz sebelum pengambilan bantuan.
Pihak bidan desa, Faufatul zuhriyah, A.Md.Keb. ketika ditemui Tim Tuban.beritabaru.co untuk dimintai keterangan terkaid kondisi Afifah yang berada di wilayahnya, menuturkan tidak tahu menahu dengan kondisinya.
“Tidak ada catatan atau laporan sebelumnya,” ucap Faufatul Zuhriyah.
Tidak sampai disitu, Tim Tuban.beritabaru.co mencoba mengonfirmasi tentang kondisi Afifah kepada pihak pemerintah desa.
“Iya, kami sudah tahu kondisinya Dek Afifah. Kemarin juga dibantu ibu-ibu muslimat. Pihak desa sudah menyediakan mobil ambulan buat transportasi, kami juga mengajukan bantuan ke Basnaz untuk membantu poses pengobatan,” tutur Sujianto kepala desa Glodog. (Mam/Wan)