Meneropong Potensi Ekonomi Kecamatan Jenu Sebagai Kawasan Industri
Berita Baru, Tuban – Dalam menyongsong perekonomian masyarakat kawasan industri. Pemerintah Desa Se-Kecamatan Jenu melaksanakan Musyawarah Antar Desa (MAD) untuk menggali potensi ekonomi kecamatan setempat secara bersama dan Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDESMA) Jaya Raya.
Dalam acara tersebut Camat Jenu Maftuchin Riza menyampaikan, “Perspektif membangun desa pada hari ini harus bermakna sebagai pengarustamaan Desa (village mainstreaming) dalam pembangunan kawasan perdesaan,” tuturnya di Pendopo kecamatan setempat pada, Rabu (27/8/2020).
Maftuchin menambahkan, pengarustamaan Desa berkeyakinan, meskipun ujung dari pembangunan kawasan perdesaan adalah ekonomi. Kendati demikian, aktor dan institusi juga penting untuk diperhatikan agar pengembmagan pembangunan tidak secara timpang hanya dinikmati oleh investor besar.
“Jangan sampai Desa hanya terkena dampak buruh dan penonton saja,” tutupnya.
Dalam kesempatan tersebut Rifki Muklashon Ketua BUMDESMA Jenu Raya menyampaikan, pembangunan kawasan perdesaan tidak hanya berbicara tentang lokasi, ruang, lokus, perencanaan, produk dan komoditas unggulan (One Village One Product), tetapi juga berbicara tentang eksistensi dan partisipasi Desa, pembangunan partisipatif dan pemberdayaan masyarakat.
Untuk mendorong agar kewirausahaan sosial maka perlu didorong untuk menjiwai empat elemen. Pertama social value. kewirausahaan harus memiliki peran dalam menciptakan kebermanfaatan sosial dalam arti mampu membantu menyelesaikan permasalahan sosial yang dihadapi warga masyarakat, misalnya ekonomi, lingkungan, kesehatan dan pendidikan.
Kedua, civil society yaitu adanya peran masyarakat sipil secara luas dalam mengoptimalkan modal sosial yang ada. Ketiga, Innovation yaitu adanya inovasi dalam berbagai aspek, misalnya model bisnis, proses produksi, pemasaran, dan upaya penyelesaian persoalan yang ada. Keempat, economic activity.
“Kita harus mampu membangun keseimbangan antara aktivitas sosial dan aktivitas bisnis,” penjelasan Rifki dalam sambutannya,” jelas Rifki.
Masih kata Rifki, faktor kunci agar BUMDESMA memiliki semangat kewirausahaan sosial adalah adanya pengelola BUMDESMA yang mampu melaksanakan beberapa hal, yaitu mencoba mendobrak batasan ideologi dan disiplin, mengidentifikasi dan menerapkan solusi praktis untuk masalah sosial dengan menggabungkan inovasi, sumber daya dan peluang.
Tak hanya itu saja, berinovasi dengan menemukan produk baru, layanan baru atau pendekatan baru untuk masalah sosial menjadi sangat penting. Kemudian fokus pada penciptaan nilai sosial dan bersedia untuk berbagai inovasi dan wawasan agar orang lain dapat meniru.
“BUMDESMA Bersama merupakan pilar kegiatan ekonomi yang berfungsi sebagai lembaga sosial sekaligus komersial. Sedangkan sebagai lembaga komersial bertujuan mencari keuntungan (laba) dari berbagai usaha/bisnis yang dijalankannya,” tutup Rifki. (Suw/wan)