Mukaffi Makki: Kuatkan Prinsip Politik ke Umatan Untuk Kejayaan Tuban
Berkenaan dengan Hari Jadi Tuban (HJT) ke-727 tim Beritabaru.co Biro Tuban berkesempatan wawancara dengan Mukaffi Makki, S. Pd. Pria kelahiran 17 Februari 1971. Seorang politisi berbakat yang hari ini duduki kursi legeslatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Komisi I Kabupaten Tuban. Gus Kaffi panggilan familiarnya, juga merupakan ketua Umum Majelis Pengurus Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Kabupaten Tuban.
“Berpolitik itu memberi kemaslahatan untuk manusia lain. Intinya politik keumatan,” ungkapnya membuka diskusi di antara kami.
Itu terbukti dalam setiap momen kegiatan yang beliau hadiri, gagasannya tentang konsep politik keumatan adalah salah satu kunci kejayaan pembangunan sebuah negara, terkhusus untuk Kabupaten Tuban.
Pria kelahiran Tuban tersebut menjelaskan, bahwa Kabupaten Tuban sudah memasuki hari jadi ke-727. Dengan usia yang sudah tidak muda lagi, menjadi catatan bersama bahwa, untuk membangun kejayaan Tuban tidak hanya tersentral pada satu kelompok atau golongan saja. Namun harus bersinergi membangun politik keumatan. Terlebih masyarakat perlu diajak untuk memposisikan diri sebagai bagian dari struktur negara.
Dalam membangun politik keumatan membangkitkan spirit para pendiri kabupaten Tuban. Bagaimana semangat Adipati Harjo Ranggalawe dan para peletak pondasi Tuban dalam membangun peradaban di kota ini. Yang pernah menjadi pusat sentral maritim di Nusantara, bahkan salah satu titik sentral jalur perdagangan dunia.
Hal ini harus menjadi catatan bersama pagi para generasi penerus dan calon pemimpin Tuban ke depan. Perhatian dari para tokoh politik jangan hanya pada kepentingan partai atau golongan. Menurut Gus Kaffi, menumbuhkan sikap politik yang diwariskan oleh para nenek moyang sangatlah penting. Karena jangan sampai membangun kejayaan Kabupaten Tuban, tapi melupakan keberadaan para pendahulu.
Menumbuhkan semangat pembangunan nuansa keumatan adalah juga hal yang sangat penting. Dengan berlandasan keadilan dan kesejahteraan yang bisa dirasakan seluruh umat, tanpa pandang bulu. Yang sampai hari ini belum ada pemimpin yang cintanya terhadap bangsanya mengalir setiap tetes darah yang mengalir di tubuhnya.
Politik Keumatan Ala Gus Kaffi
Politisi yang berangkat dari seorang mukmin juga harus sadar. Bahwa segala keberhasilan hakikatnya adalah pemberian dari Allah Swt yang harus disyukuri dan diwujudkan dengan amalan-amalan yang baik untuk meraih ridla Allah. Para pendahulu bangsa ini saya yakin adalah orang-orang yang meyakini peran Allah dalam semua keberhasilannya.
Politik keumatan berlandaskan nilai-nilai religius yang sudah diajarkan oleh agama Islam. Serta implementasi Undang-undang Dasar (UUD), Pancasila, maupun koridor-koridor konstitusi yang menuju pembangunan umat, menyejahterakan umat, serta bisa membangun umat yang berperadaban maju dan luhur kepribadian.
“Politik bukan hanya soal jabatan, namun politik adalah jalan mengantarkan umat menjadi lebih baik martabatnya, serta kesejahteraannya benar-benar dirasakan,” tegasnya.
Demi terwujudnya politik keumatan, sejak dini harus ditumbuhkan komitmen bersama untuk menjauhkan nuansa politik pembangunan yang hanya mengejar kepentingan sesaat. Karena sejauh ini belum terlihat baik, bahkan kecenderungan politik kita bersikap hedonis, sekularisme dan kekufuran mendapatkan porsi yang menonjol.
Dampak dari hilangnya ruh politik keumatan ini, mengakibatkan kita lupa pada kejayaan yang diwariskan oleh para penduhulu bangsa ini. Kejayaan bangsa ini dibangun dengan kebersamaan dan gotong royong. Sehingga mau tidak mau pada momen HJT ke-727 ini kita refleksikan kembali untuk menata kejayaan Tuban.
Tidak cukup sampai disitu, Gus Kaffi juga menekankan pada hal yang tidak bisa ditinggal kan oleh para generasi penerus Kabupaten Tuban yaitu warisan yang baik oleh para pendahulu harus tetap direduksi. Dengan demikian kecintaan pada leluhur dan para pendiri Kabupaten Tuban akan tetap abadi. Mungkin ini terkesan berlebihan, namun bagi sebagian orang yang mampu melihat sejarah kejayaan nusantara pasti akan tergugah hatinya untuk selalu bangga atas warisan nenek moyang bumi pertiwi. Terkhusus untuk Kota Tuban yang telah dinobatkan sebagai kota Bumi Wali. Kota tua yang pernah menorehkan catatan emas pembangun peradaban di Nusantara.
Solusi Problematika Akut Dalam Era Modern Demi Mewujudkan Politik Keumatan
Kalau kita ingin memajukan bangsa ini, khususnya Kabupaten Tuban. Hal yang paling mendasar untuk dilakukan adalah kembali pada diri kita terlebih dahulu. Berupaya untuk mengembangkan diri kita sendiri. Berupaya sangat untuk menjadikan diri kita patut di contoh oleh publik. Berupaya untuk unggul berprestasi dalam semua bidang. Kalau setiap manusia menyadari atas hal ini. Maka cita-cita untuk meraih kejayaan akan mudah. Kita sudah tidak pada ranahnya saling menyalahkan. Tapi harus saling mendukung satu sama lain.
Tanpa adannya kelebihan dan kemampuan ini, maka kita tidak akan dapat berkontribusi pada Kabupaten Tuban. Karena tanpa adanya kemampuan yang diasah maka hanya akan menjadi masalah. Jangan biarkan orang lain menganggap kita orang yang tidak berdaya, tidak bresprestasi, jangan biarkan orang lain lebih berprestasi dari kita, dan jangan biarkan orang lain lebih kontributif dari kita. Ini bukan soal apa, tapi berlomba-lomba untuk kebaikan adalah hal wajib yang sangat dianjurkan oleh agama kita. Khususnya adalah umat muslim. Kalau ghiroh (semangat) untuk berprestasi hadir dalam diri kita, tidak ada kata untuk kalah dan mundur sejengkal pun.
Tunjukan cinta pada tanah kelahiran, dengan kiprah yang baik dan prestasi gemilang, dan bukan hanya dengan slogan saja. Mengambil peran pembangunan Kabupaten Tuban adalah bagian yang paling terpenting bagi generasi melenial. Bagian ini adalah napak tilas perjuangan para nenek moyang masyarakat Tuban secara umum. Di akui atau tidak, siap atau tidak siap. Melanjutkan warisan pendahulu adalah sebuah kewajiban bersama. Torehan sejarah yang mereka ciptakan merupakan sebuah intan permata yang tak ternilai hargannya. Sehingga sudah sepatutnya kita menjaganya dengan baik. Terlebih ini merupakan kewajiban kita sebagai seorang pemimpin masa depan.
Kiprah positif generasi penerus merupakan sebuah hal yang harus selelalu dilakukan. Hal ini demi menciptakan pembangunan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Semua kiprah luar biasa yang kita lakukan, pasti tidak akan menghianati kita. Karena hasil yang didapatkan, tergantung proses yang dilakukan. Jika kita ingat pepatah mengatakan, sepi ing pamrih rame inggawe (kerja dengan sungguh-sunguh tanpa mengharapkan imbalan). Pribahasa tersebut mengingatkan kita bahwa, tidak sepatutnya apa-apa yang kita lakukan harus diukur dengan imbalan. Tapi, prestasi yang ditorehkan akan lebih baik.
Prestasi pendahulu adalah satu cerminan generasi penerusnya untuk menatap masa depan. Oleh sebab itu berpikir kemajuan Tuban tidak bisa diserahkan oleh satu atau dua orang saja. Tapi membangun hal besar harus bersinergi untuk menciptakan peradaban yang lebih baik. Tugas berat menanti, namun dengan kebersamaan umat itu kunci terbaik demi tercapaiannya tujuan hakiki. (*)