Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Profil Andhika Chrisnayudhanto: Misi Diplomasi dan Keamanan Baru di Brasil

Profil Andhika Chrisnayudhanto: Misi Diplomasi dan Keamanan Baru di Brasil



Berita Baru, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto telah menyerahkan nama-nama calon Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk 24 negara sahabat dan satu organisasi internasional kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Proses uji kelayakan dan kepatutan terhadap para calon dilaksanakan oleh Komisi I DPR RI dalam dua sesi, yakni pada Sabtu, 5 Juli 2025 untuk 12 calon Dubes pertama, dan Minggu, 6 Juli 2025 untuk 12 calon lainnya. Salah satu nama yang diajukan dan telah mengikuti uji tersebut adalah Andhika Chrisnayudhanto, yang diusulkan untuk mengemban amanah sebagai Duta Besar RI untuk Federasi Brasil.

Andhika Chrisnayudhanto saat ini menjabat sebagai Deputi Kerja Sama Internasional di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia. Dalam kapasitas tersebut, ia bertanggung jawab mengoordinasikan dan mengembangkan kemitraan strategis Indonesia dengan berbagai negara dan organisasi internasional di bidang penanggulangan terorisme. Pengalaman panjangnya di jalur diplomasi dan isu keamanan global menjadikan peran ini selaras dengan kompetensi yang ia bangun selama lebih dari dua dekade karier di pemerintahan.

Sebelum bergabung dengan BNPT, Andhika telah menduduki berbagai posisi penting di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Fokus utamanya berkisar pada isu-isu multilateral seperti kejahatan terorganisir lintas negara, narkotika, perjanjian politik dan keamanan, serta kerja sama regional. Ia juga pernah bertugas di Perutusan Tetap RI untuk PBB di Wina, Austria, yang mempertemukannya langsung dengan berbagai organisasi internasional di bidang keadilan dan keamanan.

Latar Belakang dan Pendidikan

Lahir di Jenewa, Swiss, pada 26 Mei 1972, Andhika tumbuh di tengah atmosfer multikultural dan internasional. Sejak muda, ia telah menunjukkan minat yang kuat pada hubungan antarbangsa dan tata dunia global, yang kemudian menjadi fondasi jalur kariernya.

Pendidikan formalnya dimulai di Universitas Nasional, tempat ia menyelesaikan dua bidang studi sekaligus: Hubungan Internasional (1996) dan Ilmu Hukum Perdata (1999). Kombinasi dua bidang ini memberinya fondasi kuat dalam memahami baik dinamika politik internasional maupun aspek yuridis dari interaksi antarnegara.

Kehausannya akan perspektif global membawanya ke Monash University, Australia, di mana ia memperoleh Master of Arts in Foreign Affairs and Trade pada 2000. Ia juga sempat mengikuti program doktoral di Centre for Transnational Crime Prevention, University of Wollongong, yang memperkuat reputasinya sebagai pakar dalam isu kejahatan transnasional.

Karier Diplomatik dan Pemerintahan: Jejak Langkah dari 1996 hingga Kini

1996
Andhika Chrisnayudhanto memulai kariernya di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI). Penempatan awal ini menjadi pijakan penting dalam memperkuat landasan diplomatik dan pemahaman terhadap mekanisme kerja sama internasional Indonesia.

2000 – 2002
Ia menjabat sebagai Kepala Seksi Urusan Ketenagakerjaan, Direktorat Kerja Sama Fungsional ASEAN, Kemlu RI. Dalam posisi ini, Andhika menangani berbagai isu terkait perlindungan dan mobilitas tenaga kerja antarnegara anggota ASEAN, serta penguatan kerangka kerja sama regional di bidang ketenagakerjaan.

2002 – 2006
Andhika dipercaya menjadi Third Secretary lalu Second Secretary di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Wina, Austria, merangkap sebagai staf di Perutusan Tetap RI untuk PBB di Wina. Selama masa tugas ini, ia menangani isu-isu strategis yang berkaitan dengan:

  • Pencegahan kejahatan dan sistem peradilan pidana internasional
  • Narkotika dan obat-obatan terlarang
  • Korupsi dan kejahatan terorganisir lintas negara
    Penugasan ini memperkuat kompetensinya dalam forum-forum multilateral dan kerja sama dengan organisasi internasional seperti UNODC dan UNTOC.

2006 – 2009
Kembali ke Jakarta, Andhika menjabat sebagai Kepala Seksi Pengendalian Narkotika di Direktorat Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata, Direktorat Jenderal Multilateral, Kemlu RI. Ia terlibat aktif dalam penyusunan kebijakan nasional dan posisi Indonesia dalam forum internasional terkait pengendalian narkotika.

2009 – 2010
Dipromosikan sebagai Wakil Direktur Kejahatan Terorganisir Transnasional, masih di Direktorat Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata, ia memperluas cakupan isu yang ditangani mencakup perdagangan manusia, penyelundupan senjata, dan pendanaan kejahatan lintas negara.

2013 – 2017
Andhika menjabat sebagai Wakil Direktur Perjanjian Politik dan Keamanan Internasional, Direktorat Perjanjian Politik, Keamanan, dan Teritorial, Direktorat Jenderal Perjanjian Internasional, Kemlu RI. Di posisi ini, ia berperan dalam negosiasi dan ratifikasi berbagai perjanjian internasional di bidang pertahanan, keamanan, dan politik luar negeri.

2017 – 2019
Memasuki babak baru kariernya, Andhika bergabung dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai Direktur Kerja Sama Regional dan Multilateral. Ia memimpin penguatan jejaring kerja sama BNPT dengan negara-negara tetangga, kawasan Asia Tenggara, dan lembaga multilateral dalam upaya kolektif penanggulangan ekstremisme dan radikalisme.

2019 – 2025
Andhika menjabat sebagai Deputi Kerja Sama Internasional BNPT RI, posisi tinggi di lembaga ini yang memberinya tanggung jawab dalam merancang strategi global BNPT. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia aktif memperkuat kerja sama kontra-terorisme dengan PBB, GCTF, ASEAN, Uni Eropa, dan negara-negara mitra.

Mengemban Misi Strategis di Brasil

Sebagai negara terbesar di Amerika Latin, Brasil memiliki posisi geopolitik yang sangat penting. Ia selain sebagai mitra Indonesia dalam perdagangan komoditas seperti kedelai, kopi, dan minyak sawit, juga menjadi mitra penting dalam isu-isu global seperti perubahan iklim, kerja sama Selatan-Selatan (South-South Cooperation), dan reformasi tata kelola global.

Penempatan Andhika Chrisnayudhanto sebagai Duta Besar RI untuk Brasil menjadi langkah strategis dalam konteks tersebut. Dengan pengalaman di isu transnasional dan kapasitasnya diaharapkan Andhika dapat memperluas cakrawala kerja sama Indonesia–Brasil dalam banyak sektor: keamanan siber, pertahanan, energi bersih, pendidikan tinggi, hingga kerja sama teknologi.

Brasil juga merupakan pintu masuk penting menuju kawasan Amerika Latin lainnya. Andhika diharapkan mampu membuka jalan bagi penguatan hubungan Indonesia dengan negara-negara di wilayah Mercosur (blok ekonomi yang mencakup Brasil, Argentina, Paraguay, dan Uruguay), yang potensial menjadi mitra dagang baru dalam konteks diversifikasi pasar global.