Sulit Dapat Pupuk dan Sawah Kebanjiran, Petani Tuban Curhat ke Gubernur Jatim
Berita Baru, Tuban – Kedatandan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa di Desa Ngadirejo, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, pada Rabu (8/3/2023) disambut meriah oleh para petani. Pasalnya kehadiran orang nomer satu itu untuk menggelar panen raya di desa tersebut.
Dalam kesempatan ini, gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga mendengarkan langsung keluhan yang disampaikan oleh sejumlah kelompok tani. Rata-rata petani mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsudi hingga banjir yang mengenangi sawah mereka.
Didepan Gubernur, salah satu petani asal Widang, Darmaji mengaku jika banyak sawah petani terendam air akibat adanya cuaca buruk yang terjadi selama beberapa pekan terakhir. Kondisi banjir yang menggenangi sawah petani juga semakin parah karena air banjir tidak bisa mengalir dengan sempurna karena sungai tertutup gulma enceng gondok.
Persoalan lain yang dihadapi para petani yakni soal sulitnya mendapatkan pupuk serta berharap ada KUR bagi petani padi. “Minta ada mesin pencacah enceng gondok karena sungai hampir tertutup dan air tidak bisa mengalir dengan lancar permasalahan ini sedianya Ibu Gubernur bisa memberikan solusi,” ujarnya.
Semantara itu, menanggapi keluhan petani itu, Gubernur Jatim menyampaikan jika persoalan pupuk langka yang terjadi akhir-akhir ini tak hanya terjadi di wilayah Tuban tapi juga terjadi merata di seluruh Indonesia. Kelangkaan pupuk ini adalah imbas adanya perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia.
Pemprov Jatim sendiri juga telah menyampaikan dan mengusulkan kepada Presiden agar kuota pupuk untuk Jatim di tambah. “Kelangkaan ini menyeluruh terjadi, karena imbas perang di Ukraina. Insyaallah dalam waktu dekat ini kami juga akan kembali menyampaikan kepada pak presiden agar kouta pupuk untuk Jatim di tambah,” tutur Khofifah Indar Parawansa.
Lebih lanjut, Khofifah menjelaskan saat ini Provinsi Jatim masih menjadi daerah lumbung pangan nasional. Mulai tahun 2020 produksi beras dan padi di Jatim masih tertinggi secara nasional. Pada tahun 2021 sampai 2022 Jatim juga kembali tertinggi nasional. Dan pada bulan Maret dan April ini Jatim juga bisa surplus beras 1,13 juta ton.
Sedangkan beras yang ada di Jatim ini tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat Jatim tapi juga untuk 16 provinsi di Indonesia. “Kita masih surplus karena kebutuhan beras untuk masyarakat Jatim terpenuhi dan beras dari kita juga untuk 16 provinsi di Indonesia,” pungkasnya.