UB Gelar Lokakarya Penguatan Kompetensi Digital dan Inklusi Sosial untuk Guru Madrasah di Malang

Berita Baru, Malang — Universitas Brawijaya (UB) melalui program “Doktor Mengabdi” mengadakan lokakarya bertema Pengembangan Kompetensi Digital dan Inklusi Sosial bagi Guru Madrasah, Sabtu (23/8), di Aula MTs NU Pakis, Kabupaten Malang. Kegiatan ini diikuti puluhan guru dari madrasah di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kabupaten Malang.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas guru madrasah dalam menghadapi tantangan era digital dan menciptakan ruang belajar yang lebih inklusif. Tim Doktor Mengabdi UB terdiri atas dosen lintas fakultas, di antaranya FISIP, FIB, dan FH.

Literasi Digital untuk Pembelajaran yang Lebih Adaptif

Pada sesi pertama, peserta diperkenalkan dengan berbagai platform pembelajaran digital, seperti Google Classroom dan aplikasi pendukung lainnya. Selain pemaparan materi, peserta juga melakukan praktik langsung dan diskusi kelompok.

Meski menunjukkan antusiasme tinggi, peserta juga mengungkap kendala yang masih dihadapi di lapangan, seperti keterbatasan perangkat teknologi, akses internet yang belum merata, dan kurangnya pemahaman teknologi di kalangan guru maupun orang tua siswa.

Menanggapi hal tersebut, para guru menyepakati beberapa langkah tindak lanjut, seperti pelatihan berkelanjutan, sosialisasi kepada orang tua mengenai manfaat pembelajaran digital, serta penyediaan fasilitas Wi-Fi di sekolah.

Inklusi Sosial, Tantangan dan Peluang di Ruang Kelas

Sesi kedua lokakarya berfokus pada penguatan praktik inklusi sosial di sekolah. Melalui diskusi studi kasus, guru-guru diajak merefleksikan pengalaman dalam menangani siswa berkebutuhan khusus.

Diskusi mengungkap bahwa hambatan utama bukan semata pada kondisi fisik siswa, melainkan kurangnya metode belajar yang adaptif serta minimnya dukungan dari lingkungan sekitar. Sebagai solusi, peserta merancang strategi pembelajaran yang lebih inklusif, seperti menyesuaikan waktu belajar, penggunaan metode praktik menyenangkan, dan membangun empati antar siswa.

Apresiasi dan Harapan

Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kabupaten Malang, Prof. Abdul Malik Karim Amrullah, menyambut baik pelaksanaan kegiatan ini. Ia berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut.

“Kami sangat mengapresiasi kolaborasi ini. Pelatihan seperti ini penting untuk memperkuat kapasitas guru madrasah, agar mampu menghadirkan pembelajaran yang relevan dan inklusif,” ujar Prof. Malik.

Senada dengan itu, Ketua Tim Doktor Mengabdi UB, Dr.rer.pol. Muhammad Faishal Aminuddin, menegaskan pentingnya peran perguruan tinggi dalam mendampingi masyarakat.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin guru-guru mampu mengadopsi teknologi sekaligus membangun sekolah yang ramah bagi semua anak,” ujarnya.

Peserta Rasakan Manfaat Langsung

Salah satu peserta, Qonita, guru madrasah dari wilayah Pakis, mengaku mendapatkan banyak manfaat dari pelatihan ini.

“Materinya sangat aplikatif. Saya terbantu memahami cara mengajar siswa berkebutuhan khusus dan langsung mendapat ide-ide baru untuk diterapkan di kelas,” katanya.

Komitmen untuk Pendidikan yang Inklusif dan Berdaya Saing

Lokakarya ini menjadi momentum penting dalam mendukung transformasi pendidikan madrasah di Kabupaten Malang. Dengan menggabungkan kompetensi digital dan pemahaman inklusi sosial, guru didorong untuk membangun generasi pembelajar yang adaptif, empatik, dan siap menghadapi perubahan zaman.

Program Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya diharapkan terus hadir sebagai mitra strategis dalam menjawab berbagai tantangan pendidikan di tingkat lokal maupun nasional.

Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya 2025
Ketua: Dr.rer.pol. Muhammad Faishal Aminuddin, SS., M.Si (FISIP UB)
Anggota:

• Dr. Sigit Prawoto, S.Pd., M.Hum (FIB UB)
• Romel Masykuri, S.H.I., M.IP (FISIP UB)
• Torik Abdul Aziz Wibowo, S.H., M.H (FH UB)