Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

GTM Membakar Semangat Literasi di Tuban, Ini Bagain Menjaga Kewarasan

GTM Membakar Semangat Literasi di Tuban, Ini Bagain Menjaga Kewarasan



Berita Baru, Tuban – Pandemi Covid-19 tak menghalangi Gerakan Tuban Menulis (GTM) untuk menyebarkan virus berliterasi. Terbukti hari ini, (21/2/2021), Komunitas GTM kembali menggelar “Temu Pegiat Literasi dan Bincang Buku” di Rumah Makan Ikan Bakar Pantura Desa Bogorejo Kecamatan Merakurak.

Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat, pertemuan yang dihadiri oleh enam penulis kenamaan asli Tuban itu, penuh dengan keakraban. Adapun keenam penulis itu adalah; 1) Muhammad Nuchid dengan bukunya Kitab Al-Guyonan, 2) Uswatun Khasanah (Penulis Buku Best Seller NKRI Perspektif KH.Marzuki Mustamar), 3) Kang Marzuki (Santri Pondok Tanggir), 4) Sugiyanto (Pendiri Taman Baca Masyarakat Luruh Huruf), 5) Lukman Hakim Abda’u (Santri Pondok Tanggir), 6) Kang Arif (Santri Permanent).

Ketua GTM Mutholibin mengatakan, “ini adalah amanah dari pendiri bangsa untuk menjaga kewarasan manusia. Karena sekarang forum-forum dinamika dan dialektika seperti ini, dengan cepatnya teknologi dan semakin banyaknya manusia, maka semakin hilangnya kemanusiaan itu. Karena apa? Karena mulai tidak ada lagi saling menyapa dan hanya lewat Medsos dan digital. Jadi, jati diri kemanusiaan itu semakin luntur. Inilah kemudian tujuan kami untuk mengembalikan kemanusiaan itu dengan cara mengkampanyekan berdialog dan berdiskusi untuk menjaga akal waras kita,” ujarnya.

Lanjut Bung Bin, sapaannya akrabnya, “karena hari ini jika membaca postingan dimedsos tentang hal negatif seperti pornografi, tentang pencurian atau pelecehan seksual, maka itu akan menarik warganet untuk berkomentar hingga ribuan. Saya berfikir, waras _gak_ itu kira-kira? Maka dengan forum ini, kita menjaga kewarasan berfikir,” jelasnya lagi.

GTM Membakar Semangat Literasi di Tuban, Ini Bagain Menjaga Kewarasan

Selain itu, dengan menulis buku itu, akan menjadi penting dimasa depan. “Ini akan menjadi manuskrip oleh generasi selanjutnya,” ujar Bung Bin.

Mengapa buku menjadi penting, sebab dimasa depan pasti akan dikuasai robot. Dalam artian bukan robot mesin saja, namun manusia akan berpola seperti robot.

“Maka dengan tulisan yang diarsipkan oleh teman-teman penulis, apalagi dicetak, ini kedepan menjadi barang yang langka,” pungkasnya.

Setelah itu, keenam narasumber penulis buku bergantian memaparkan tulisan-tulisan mereka. Muhammad Nuchid penulis buku Kitab Al-Guyonan, yang bukunya dicetak di Elex Media Komputindo, saat menjabarkan tulisannya mengatakan, “menulis adalah salah satu untuk mengekspresikan isi pikiran. Mengekspresikan isi pikiran itu salah satunya dengan menulis, ada yang melukis, ada yang lain juga,” ujarnya.

“Dalam tulisan juga macam-macam, ada yang membuahkan buku, tulisannya ada yang jadi ceramah dan khotbah, bahkan menulis juga ada yang bisa dipenjara. Jadi tulisan itu hasilnya juga bermacam-macam,” imbuhnya.

Sementara untuk bukunya ini, berisikan guyonan namun isinya tentang keagamaan yang di kemas dengan ringan. (Wan/Mam)