Niat Berobat di RSUD Tuban, Pasien Balita Malah Disuruh Pulang Sama Dokter
Berita Baru, Tuban – Keluarga pasien mengeluh terkait pelayanan buruk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. R. Koesma Tuban, Jawa Timur. Pasalnya, anaknya yang masih balita sedang sakit karena sindrom stevens-johnson (SJS) dengan kondisi kulit di tubuh sudah melepuh, bukannya ditangani dengan serius malah disuruh pulang lantaran dianggap kondisi pasien hanya alergi biasa.
Hal itu yang kemudian memantik kekesalan dari ayah pasien untuk speak up ke media agar hal serupa tidak dialami oleh pasien lain atau masyarakat di wilayah Kabupaten Tuban. Sebagai dokter diruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) harusnya lebih teliti lagi ketika ada pasien yang hendak berobat, bukan malah disuruh pulang hanya dengan resep obat yang harus ditebus di apotek setempat.
“Pada hari Jumat 25 April 2025 sekitar magrib kondisi anak saya sudah melepuh, merah, pipi dan mata bengkak. Waktu itu sebagai orang tua panik lalu saya bawa ke RSUD tapi hanya di tes suhu tubuhnya dengan 37 derajat Celcius, tidak diambil sampel darah. Bahkan kata dokter jaga di IGD anak saya hanya alergi biasa dan disuruh bawa pulang dengan resep obat,” ujar Sutrisno ayah pasien.
Sutrisno menyesalkan kesimpulan dokter jaga tersebut yang menganggap penyakit anaknya itu hanya alergi biasa karena setelah dibawa pulang kondisi balita itu malah semakin parah. Akhirnya karena tidak tahan dengan tangisan anaknya, dia bersama istri membawa ke Rumah Sakit Medika Mulia Tuban.
“Saya sempat protes saat anak saya disuruh bawa pulang tapi dokter tersebut kekeh kalau itu hanya alergi biasa dan nanti kalau sudah dikasih obat sembuh sendiri. Tapi ketika dibawa ke RS Medika Mulia sudah telat karena badanya melepuh hampir 80 persen, ternyata anak saya di diagnosa sindrom stevens-johnson (SJS),” jelasnya.
Dokter jaga di IGD RSUD Dr. R. Koesma Tuban sempat mau memberikan suntikan kepada balita berusia 9 bulan anak dari pasangan Sutrisno (33) dan Intan (33), namun ditolak oleh orang tua pasien karena suntiknya tidak melalui infus. Alasan orang tua menolak disuntik secara langsung karena tidak tega sama anaknya yang masih balita tersebut. Habis itu dikasih resep dan disuruh pulang sama dokter jaga di RSUD Tuban.
“Saat ini anak saya masih dirawat di RS Medika Mulia Tuban karena badannya hampir 80 persen melepuh. Saya berharap ini tidak terjadi dengan pasien lain. Jadi kalau ada pasien harus diperiksa lebih mendalam. Kemarin pihak rumah sakit juga sudah menghubungi saya dan meminta maaf atas pelayanan di RSUD Tuban,” ungkap Sutrisno.
Menanggapi kondisi pasien yang sudah melepuh tapi disuruh pulang, Direksi RSUD Dr.R Koesma Tuban, dr. Moh Masyhudi mengatakan bahwa memang penilaian dokter itu berbeda. Tapi yang jelas memang gejala ini adalah reaksi alergi yang progresif. Tapi upaya dari dokter RSUD sudah menawarkan obat suntik anti alergi.
“Dokter kami sudah menawari obat suntik tapi karena seorang bapak anaknya disuntik ya gak tega, pengennya diinfus. Kejadian seperti itu memang diharapkan dokternya bisa sembuh tanpa opname. Tapi yang jelas memang ini pengalaman buat kita semua, bahwa kita tidak boleh meremehkan gejala alergi yang ada,” tuturnya. (Met)