Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Penggemar Gus Dur di Tuban Padati Bedah Buku 'Menjerat Gus Dur'

Penggemar Gus Dur di Tuban Padati Bedah Buku ‘Menjerat Gus Dur’



Berita Baru, Tuban – Bedah buku ‘Menjerat Gus Dur’, karya Virdika Rizky Utama yang diselenggarakan oleh Lajnah Ta’lif Wan Nasyr (LTN NU), Cabang Tuban. Supported by, Gerakan Tuban Menulis (GTM), Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKAPMII), BlokTuban, Koperasi ASA, Gus Durian dan RPS. Senin (02/03/2020), menguak Gus Dur dalam kasus Bulogatte dan Bruneigate.

“Buku Menjerat Gus Dur, sudah terjual 37 ribu, dan 4 kali cetak. Virdy akan bedah buku 40 titik se-Jawa Timur”, menurut Ahmad Rojali (Moderator).

Gus Dur adalah sosok pemimimpin yang tidak pernah mementingkan diri. Beliau adalah sosok pemimpin negara yang mapan dalam intelektual. Sehingga ketika diturunkan tidak pernah mempermasalahkan soal jabatan dunia, walaupun dilengserkan tetap tidak menyimpan dendam. Gus Dur pernah berpesan, ” didunia ini tidak ada jabatan yang harus dipertahankan mati-matian, apalagi sampai menumpahkan darah”.

“Transisi rezim orde baru (Orba) sangat kuat, sehingga yang paling sulit adalah menghilangkan anasir-anasir pejabat-pejabat produk Orba yang masih bercongol di birokrasi” . “Gus Dur ingin menegakkan hukum yang lama membeku, dalam hal ini adalah supremasi sipil. Begitu juga Gus Dur ingin memisah antara islam dan politik”. ” Saya menulis buku, Menjerat Gus Dur, tidak ada tendensi apapun. Baik, karena Nahdlatul Ulama (NU) atau pun dekat dengan Gus Dur. Tapi, saya lebih dekat, karena intelektualnya”. Tutur Virdi pada, beritabaru.co.

Gus Dur bukan seorang politikus, jika ia politikus pasti akan memperhitungkan keputusan yang diambil. Karena politikus itu setiap mengambil keputusan, akan mempertimbangkan untung rugi. Tapi, itu tidak berlaku pada Gus Dur.

Sebagai pembanding, Dr. A. Zainul Hamdi (Cak Inung), mengatakan, bahwa, sesungguhnya tidak ada media yang memberitakan positif pada waktu Gus Dur menjabat Presiden RI“Yang ada memang media dalam jeratan politik,”. Demikian disampaikan Cak Inung.

Selain hadir dalam bedah buku tersebut, Ahmad Rojali nuonline (moderator), Dr. A. Zainul Hamdi (Dosen Uinsa) Universitas Sunan Ampel, Khozanah Hidayati (DPRD Provinsi Jatim) dan KH. Tom Badawi sesepuh NU.

Menurut Cak Inung, Gus Dur itu bukan politisi menang-kalah. Gus Dur adalah negarawan yang memegang teguh moralitas, benar-salah. Gus Dur adalah sosok yang mapan dalam intelektual. Gus Dur pernah mengatakan, “saya akan melawan rezim Orba dan reformis gadungan”. Karena Gus Dur menganggap, Indonesia sedang sakit dan terlalu banyak orang-orang orba yang hanya mementingkan kelompok mereka” Tegas Cak Inung Dosen Uinsa itu.

Buku ‘Menjerat Gus Dur’, kata Cak Inung, lebih banyak ‘menembak’ politisi eksternal. Bahwa mereka berambisi melengserkan Gus Dur, bergerak ke sana ke mari, lobi sana-sini melemahkan Gus Dur, adalah benar.

“Fuad Bawazier dalam melengserkan Gus Dur menyiapkan dana 4 triliun untuk operasi gerakan masa. Dan itu Gus Dur tahu, tapi ia melarang kader-kader dan simpatisannya bergerak mengamankan posisinya sebagai Presiden”. Tambah Virdi.

Gus Dur ingin merubah peradaban baru untuk Indonesia. Negara Indonesia harus dibawa keluar dari pusaran politik yang korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Lain dari pada itu, Gus Dur tidak ingin Islam diseret dalam lingkaran politik.

“Orang Indonesia harus melihat sosok Gus Dur. Pemimpin yang memperdulikan minoritas. Karena didalam negara semua harus setara. Saya sendiri juga belajar dari dokumen pelengseran Gus Dur. Bahwa Gus Dur dilengserkan karena kasus Bulogatte dan Bruneigate itu tidak benar. Tapi, ada tendensi politik oleh orang-orang yang tidak suka pada Gus Dur”. ” Ingat bahwa, dokumen yang saya temukan ini adalah akibat kecerobohan dari Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar”. Ini bagi saya adalah potret orang Indonesia yang menganggap arsip itu tidak penting”. Pungkas Virdi. 

Selain itu, Khozanah Hidayati atau Mbak Ana sapaanya akrabnya. DPRD Provinsi ini menyampaikan bahwa, “Kader NU harus didorong untuk menjadi pemimpin masa depan, tentunya dengan mengamalkan sosok Gus Dur, politik untuk kemanusiaan” . Pungkasnya.  

Buku, “Mejerat Gus Dur” merupakan sejarah yang penting untuk diketahui oleh semua putra bangsa. Bahwa sepahit apapun harus tetap disampaikan. Karena kemajuan sebuah negara adalah belajar dari sejarah. (Wan)