Berita Tuban Hari Ini PERISTIWA SOSIAL
Sinergi Gapoktan Dan Pemdes Sumurjalak Atasi Hama Tikus, Gerakkan Petani Lakukan Gropyokan Tikus
Berita Baru, Tuban – Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tunggal Karya Desa Sumurjalak bersama Pemerintah Desa Sumurjalak kecamatan Plumpang adakan gropyokan tikus. Minggu (06/06).
Dibantu Bhabinkantibmas, Babinsa, Perangkat Desa, dan petani sekitar, lakukan gropyakan tikus secara massal di seluruh wilayah persawahan Desa Sumurjalak.
Hal itu dilakukan untuk mengendalikan hama tikus selalu menjadi momok menakutkan bagi para petani setiap tahunnya. Sebab bisa merusak tanaman yang tengah petani nantikan hasil panennya.
Selain itu juga, selama ini adanya jebakan tikus dirasakan terlalu membahayakan warga sekitar.
Gropyokan tikus menggunakan dua metode, yakni pengasapan serta gropyokan dengan mencari lubang tikus di area persawahan warga. Kalau ditemukan lubang tikus langsung dilakukan pengasapan. Kedua, memasang umpan yang sudah diberikan racun tikus.
Sukirno Kadus Sumurjalak menjelaskan, Hama tikus menjadi permasalahan yang sampai hari ini belum menemukan solusi yang tepat. Jadi harus selalu melakukan inovasi untuk itu.
“Kegiatan ini, bentuk sinergi pemerintah dan seluruh elemen yang saling berkaitan di daerah ini, untuk sama-sama menanggulangi hama tikus,” jelasnya.
Menurutnya, selama ini petani mengunakan jebakan listrik untuk menghilangkan hama tikus. namun, masih belum efektif untuk dilakukan dan malah menyebabkan korban jiwa.
“Pengunaan jebakan listrik sudah banyak merenggut nyawa di daerah Tuban. Tapi iya tidak bisa menyalahkan petani juga sebab memang belum ada solusi penganti yang lebih efektif. Di desa ini sudah ada yang terluka, mangkanya ini kami dari pemerintah desa bersama Gapoktan mencoba hal baru cara membasmi hama yang lebih aman dan efesien setelah beberapa kali riset ke daerah lain,” jelasnya.
Ditempat yang sama, Sugeng Ketua Gapoktan Tunggal Karya Desa Sumurjalak menyatakan jika kegiatan ini sudah dilakukan kedua kalinya di daerah ini dan akan dilakukan secara berulang.
“Namanya saja ikhtyar bersama demi kebaikan masyarakat petani, kalau pertanian saja gagal terus bagaimana nasib mereka. Plumpang juga masuk lumbung pangan nasional pertanian yang artinya menjadi tumpuhan kehidupan masyarakatnya,” jelasnya.
Pihaknya menuturkan, Gropoyokan tikus ini sinergi pemerintah desa dan Gapoktan untuk mengajak masyarakat petani merubah mensed jika jebakan tikus mengunakan listrik itu efektif tapi kenyataan tidak.
“Kita arahkan petani ke jebakan tikus mengunakan racun dan pengasapan, alhamdulillah petani para petani sangat antusias. Terima kasih juga untuk Bhabinkantibmas dan Babinsa yang turut serta mendampingi dan terjun bersama kami,” tegasnya.
Ia berharap, jika nantinya ini berhasil mengendalikan hama tikus, akan dilakukan Rubuha (rumah burung hantu) untuk membantu para petani.
“Satu bulan yang akan datang, kita akan adakan lagi dan untuk pendanaan dari dana desa dan Gapoktan,” pungkasnya.
Supri salah satu petani yang melakukan gropyokan tikus untuk ladangnya juga merasa bersyukur. Pasalnya, selama ini belum ada solusi selain jebakan tikus mengunakan listrik. Dirinya juga merasa was-was jika diteruskan akan memakan korban.
Tak lupa ia menjelaskan, untuk mengendalikan hama tikus kali ini menggunakan kompos yang diberi belerang lalu dibakar mengunakan gas elpiji atau metode pengasapan.
“Tiga hari baru mati, tapi mesti menular ke anaknya jadi tidak hanya satu induk mati saja tapi semuanya juga,walaupun tidak keluar lobang pasti mati didalam,” tuturnya.
Supri juga berharap, adanya kegiatan ini bisa terus menerus dan lambat tahun bisa mengedukasi petani untuk meninggalkan jebakan tikus.
“Terima kasih desa dan gapoktan sudah suport baik pendanaan dan edukasi kepada kami para petani,” tutupnya. (Mam/Wan)