Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Warga Ring Satu Kilang Minyak Tuban Kesal, Perekrutan Security di PTC Dianggap Kurang Transparan

Warga Ring Satu Kilang Minyak Tuban Kesal, Perekrutan Security di PTC Dianggap Kurang Transparan



Berita Baru, Tuban – Dari awal kehadiran PT Pertamina Training and Consulting (PTC) di Kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban sudah menimbulkan polemik di warga ring satu. Bahkan pada Senin (24/1/22), warga sempat melakukan aksi unjuk rasa karena kecewa dengan cara perekrutan security yang dilakukan oleh vendor Pertamina tersebut.

Kini terulang lagi terkait perekrutan tenaga kerja 20 orang security yang dilakukan oleh PT Pertamina Training and Consulting dinilai warga ring satu kurang transparan. Kekecewaan itu disampaikan oleh Eko Supriyadi (35) salah satu warga terdampak relokasi, asal Desa Wadung Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Senin (11/4/2022) sore, dikediamannya.

Pasalnya pria yang juga ditunjuk sebagai koordinator rekrutmen di wilayah Desa setempat itu merasa kesal lantaran salah satu peserta rekrutmen yang sudah mengikuti tes samapta sejak tanggal 16 Januari tiba-tiba waktu pengumuman 8 April 2022 namanya hilang dan dinyatakan gugur dengan alasan di vonis sakit oleh pihak PTC.

Berdasarkan keterangan dari Eko Supriyadi saat ditemui awak media dikediamannya, persoalan itu bermula ketika anaknya Moch Aldi Maulana ikut melamar sebagai satpam dari perwakilan Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Tuban. Kemudian proses tahapan awal sampai akhir di ikuti sesuai jadwal yang telah ditentukan.

“Awalnya terkait administrasi sudah digagalkan, padahal sudah sesuai dengan ketentuan persyaratan yang ada. Kemudian saya selaku koordinator perekrutan security diwilayah Wadung mengajak PTC untuk koordinasi terkait itu dan akhirnya bisa ikut tes selanjutnya,”. Ujar pria  yang akrab di sapa Eko itu.

Ia juga menceritakan persoalan itu bermula ketika anaknya Moch Aldi Maulana ikut melamar sebagai satpam dari perwakilan Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Tuban. Kemudian proses tahapan dan pemberkasan administrasi dari awal sampai akhir diikuti sesuai syarat yang telah ditentukan.

“Setelah semua tahapan dilalui, pihak PT PTC mengumumkan hasil tes rekrutmen satpam tersebut. Salah satu hasilnya, Moch Aldi Maulana dinyatakan tidak lolos atau gugur sebagai satpam dengan keterangan sakit,” tutur Eko kepada Beritabaru.co, Tuban.

Setelah mendengar kabar itu, orang tua Aldi Maulana langsung mengajak anaknya untuk pemeriksaan kesehatan secara mandiri di salah satu laboratorium Tuban. Hasil Medical check up itu menyatakan bahwa Aldi Maulana dinyatakan sehat dan normal tidak seperti yang disampaikan oleh pihak PTC kepada yang bersangkutan.

“Saya melalukan Medical check up dengan biaya sendiri untuk mengetahui kesehatan anak saya. Hasilnya, si Aldi ini dinyatakan normal dan benar-benar sehat,” tegas Eko sambil menunjukkan hasil Medical check up.

Setelah itu, hasil Medical check up secara mandiri itu disampaikan kepada pihak desa, Pertamina, dan PT PTC. Namun, pihak penyelenggara rekrutmen Satpam mengabaikan dan tetap menyatakan Aldi Maulana tidak diterima dengan keterangan sakit.

“Hasil Medical check up yang menunjukkan si Aldi benar-benar sehat sudah kita sampaikan ke pihak Pertamina. Tapi masih belum direspon hanya di suruh mengirimkan KTP untuk dirapatkan secara internal, namun sampai saat ini belum ada kabar,” bebernya.

Tidak selesai sampai disitu, pihak keluarga Aldi juga sempat meminta hasil tes kesehatan yang dilakukan PT PTC. Namun tidak diberikan dengan alasan hasil kesehatan itu menjadi rahasia atau dokumen pribadi perusahaan.

“Saya juga sempat minta hasil tes kesehatan, tapi pihak PT PTC tidak memberikan dengan alasan ini menjadi rahasia perusahaan. Padahal yang minta ini adalah keluarga sendiri tetapi masih tidak dikasih,” terang Eko.

Atas kejadian itu, ia mendorong dilakukan rekrutmen ulang atau ada solusi agar warga ring satu proyek kilang minyak tidak dirugikan. Pasalnya, di indikasi tidak transparan dalam rekrutmen lowongan pekerjaan satpam tersebut.

“Saya berharap dilakukan rekrutmen ulang, atau dicarikan solusi terbaik. Jangan sampai anak saya sehat, tetapi sama perusahaan di katakan sakit, ini beban buat keluarga dan si Aldi sendiri,” tegas Eko didepan awak media Tuban.

Sementara itu sampai berita ini tayang, Hadi Kurniawan selaku koordinator rekrutmen security PT PTC di Desa Wadung, saat dikonfirmasi melalui chat WhatsApp terkait masalah tersebut tidak tidak ada jawaban sama sekali.