Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Dilema Kader Militan | Puisi-Puisi: Mahrus Ali

Dilema Kader Militan | Puisi-Puisi: Mahrus Ali



Dilema Kader Militan

Memapah jalan menuju senja
Umur tua tak berarti dewasa
Malam dibuat ramai bermeja- meja
berharap rejeki datang silih berganti
Pagi menyusun mimpi
Anggaran belanja telah dibawa pergi
Oleh pegawai negeri

Konsentrasi lagi
Diskusi lagi
Kemudian anggaran sudah raib di korupsi
Bagi-bagi dibalik fantasi demokrasi

Jalanan mulai berdebu
Asap mesin-mesin memupuk polusi
Awan telah menjadi kelabu
Politisi hadir merapal demokrasi
“kita harus patuh pada institusi agar hidup tak melulu imajinasi”

Berebut angka dimulai
Pembagian nasi
Pengukuhan birokrasi
Keramaian demonstrasi sekedar partisipasi

Pupuk bersubsidi
Menutupi banjir yang kian menjadi
Setiap tahun
Setiap musim pengganti bupati
Hasil tani kian sepi

Serbu……..
Hargamu seribu
Suaramu menggebu
Bicaramu babibu

Mahrus Ali, Lamongan, 03-02-2022

Hanya Nama Menjadi Kebanggaan

Tentang orientasi
Tentang jati diri
Tentang berhidmah demi generasi

Nama-nama terpampang rapi
Berbaris hingga berapi-api
Membanggakan diri sendiri
Kemudian berdiri di tepi

Saling menyalahkan terjadi
Saling mencurigai tanpa toleransi
Sibuk bekerja hilang organisasi
Padahal merebutnya setengah mati

“Pengumuman,
Rekruitmen segera di buka
Mohon siapkan kader-kader terbaik”

Rekomendasi,
Semua berharap
Semua di depan
Semua dipertaruhkan
Demi makan dan sesuap nasi

Kembali tegang
Saling menyalahkan
Saling curiga
Saling menanam intrik juga kebencian

Nama terpampang rapi
Apa kabar organisasi ini?

Mahrus Ali, Lamongan, 15-02-2022

Sesembahan Karomah

Aku dulu menari dengan sayap rapuh
Kaki ini terus melangkah seirama meski melepuh
Tubuh rapuh penuh sayat
Irama musik menjadi himne seketika hati ini rapuh

Aku tawassulkan nama-nama orang tercinta
Menggiring doa untuk yang tiada
Dalam imaji obrolan kini saling memuji
Di taman remang penuh sesaji

Tentang bunga
Tentang wewangian
Tentang mendamba terkabulnya wirid
Menjuntai aksara lillah

Menariku kembali teduh
Sayap berangsur sembuh
Kaki berjingkat tak lagi lumpuh
Tubuh mulai menemui langit ke tujuh

Tentang harap
Tentang kisah
Tentang puasa
Aku kembali pasrah

Allahumma innaka afuwwun karim
Tuhibbul afwa fa’fuanna

Mahrus Ali, Lamongan, 21-04-2022

Ajiku Rawa Berombak

Satu titik ku dapat
Menjadi empat
Kemudian tak sempat
Aku disekat pikat

Aku menanam ingin sekali memanen
Aku tak sadar besok hari senin
Demonstran membentuk komponen
Aku harus segera sembunyi di losmen

Sumbat sudah ku sumbat
Biar saja semua sambat
Aku bersama aparat penyelamat
Mereka sahabat tak paham saat aku embat

Aku menghilang saat gaduh
Aku makan di atas perahu bersama mereka
Riang pesona juga bersama mereka
Betapa indah dunia, mereka tak menduga

Ajiku rawa berombak
Arusnya menyebar luas
Tak ada gelombang
Musim hujan pura-pura saja aku urus

Biar saja tubuhku tak normal
Kadang kurus
Kadang trubus
Aku bahkan sering ngemall
Bersama istri mereka yang tak terurus

Mahrus Ali, Lamongan, 18-02-2022