Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kopri PMII Tuban, Organisasi Perempuan Tempat Mengasah Diri

Kopri PMII Tuban, Organisasi Perempuan Tempat Mengasah Diri



Berita Baru, Tuban – Dalam rangka meneguhkan eksistensi perempuan di Kabupaten Tuban. Korps Putri (Kopri) PMII Cabang Tuban adakan seminar  dalam rangka Harlah Kopri ke 53. Bertempat di SD Bina Anak Sholeh (BAS) Jl Wahidin Sudirohusodo, Minggu (29/11).

Dengan mengusung tema ’53 Tahun Kopri membangun Negeri’, kegiatan tersebut diikuti seluruh kader-kader Kopri Se-Kabupaten Tuban.

Dalam seminar tersebut, La’alik Helmiyati Aly, S. Pd selaku narasumber menyampaikan, akan pentingnya memahami hakikat eksistensi organisasi perempuan.

“Organisasi perempuan itu tempat mengasah diri lebih mampu dari yang lain, menjadi perempuan tangguh,” tutur La’alik sapaan akrabnya.

Selain menjadi tempat mengasah perempuan, organisasi perempuan juga media merubah mindset Perempuan sering di nomer duakan.

“Seharusnya kembali ke diri sendiri. Kita harus buktikan diri kita pantas apa ngak. Kita harus cari apa yang menyebabkan kekurangan itu, memperbaikinya lebih dan lebih,” tegasnya.

Lebih jauh lagi, La’alik menekan jika perempuan mempunyai amanah besar. Baik di keluarga dan masyarakat. Tuntutan harus menjadi orang yang lebih. Selain itu juga dukungan lebih dari keluarga dan orang sekitar menjadi modal penting untuk menjadi aktivis perempuan.

“Kita harus belajar imbang. Jangan nuntut terus. Semuanya harus kita ukur kondisi yang ada. Yang jelas perempuan jangan baperan,” tuturnya.

Ketua Kopri PKC Jawa Timur Dini Adhiyati yang juga hadir di seminar tersebut, menyampaikan Peran Kopri mengadvokasi RUU penghapusan kekerasan seksual. Jika kopri di usia 53 tahun, bukan usia yang muda. Seharusnya sudah memiliki peran nyata di Indonesia. Keterlibatan perempuan dalam kekerasan seksual sangatlah besar.  Harus mendapatkan perhatian lebih.

“Selama ini banyak kasus kekerasan seksual hanya selesai dalam penyelesaian kasus, tidak ada solusinya. Yang artinya perempuan akan selalu menjadi korban yang dirugikan,” ujarnya.

Dini menegaskan, jika hari ini Harlah 53 tahun Kopri harus menjadi bahan refleksi,  Semakin perempuan banyak berteriak ketidak adilan akan membuat semakin tidak optimal. Perempuan harus menunjukan dengan tindakan, jika dirinya mampu.

“Salah satu contoh, faktor utama perceraian terbesar adalah ekonomi baru adanya orang ketiga. Hal itu sebab perempuan masih merasa ketergantungan secara ekonomi kepada laki-laki,” tegasnya.

Tak lupa Dini selaku Ketua Kopri PKC PMII Jawa Timur mengajak para kader Kopri untuk berdikari dengan berenterpreneur.

“Mulai hari ini mulai rayon, komisariat, sampai cabang harus membangun kemandirian ekonomi yaitu berenterpreneur. Apalagi dengan kondisi pandemi ini. Karena sekarang semua sektor membutuhkan perempuan, jadi peluang itu yang harus dimanfaatkan,” tuturnya.

Lebih lanjut, Ia menghimbau bagi Kader Kopri di Jawa Timur untuk tetap menjaga diri, baik secara ucapan, tingkah laku, tingkah lalu kehidupan dll. Karena itu termasuk karakter kader Kopri.

“Saya yakin kader Kopri mampu dan bisa, hilangkan keraguan atau rasa ketidak mampuan itu dalam diri sendiri,” tutupnya.

Perlu diketahui, dalam acara tersebut juga dimeriahkan serangkaian tampilan kreasi seni Kopri Se-Kabupaten Tuban. Dan juga penyerahan penghargaan para juara lomba essay dalam serangkaian Harlah tersebut. (Mam/Dur)