Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Cerita Mbah Salmo Warga Tuban, Unggah Foto di Facebook, Komentar, Lalu Dipolisikan

Cerita Mbah Salmo Warga Tuban, Unggah Foto di Facebook, Komentar, Lalu Dipolisikan



Berita Baru, Tuban – Seorang kakek yang bernama Salmo (62) atau akrab disapa Mbah Salmo warga Desa Guwoterus, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, harus berurusan dengan pihak kepolisian gara-gara komentarnya di media sosial (Medsos) facebook.

Pudji (59), Kepala Desa Guwoterus, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, melaporkan Mbah Salmo atas unggahan komentarnya yang dianggap menghina dirinya, pemerintah desa, serta warga desa setempat.

Cerita Mbah Salmo Warga Tuban, Unggah Foto di Facebook, Komentar, Lalu Dipolisikan

Ia menganggap komentar Mbah Salmo yang diunggah ke media sosial facebook tersebut dianggap telah mencemarkan nama baik Kepala Desa, perangkat desa, serta seluruh masyarakat yang ada di Desa Guwoterus, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, Senin (18/7/2022).

Mbah Salmo yang tinggal bersama istrinya yang bernama Dartik di rumah semi permanen itu membenarkan perihal permasalahan hukum yang menyeretnya tersebut.

Dia pun mengakui telah menjalani pemeriksaan oleh pihak kepolisian terkait laporan dari kepala desanya yang tidak terima dengan komentarnya di facebook.

“Kemarin, sudah diperiksa polisi terkait komentar saya di facebook, dan saya disarankan untuk meminta maaf kepada Kades Guwoterus, Pudji dan pemerintah desa tapi saya tidak mau,” kata Salmo, saat ditemui Beritabaru.co, Tuban dirumahnya pada, Kamis (14/7/2022) pagi.

Awal Mula Mbah Salmo Dipolisikan Kades Guwoterus

Awal kejadian bermula saat Mbah Salmo menggunggah Kartu Identitas Penduduk (KTP) istrinya yang bernama Dartik melalui akun facebook milik Mbah Salmo sendiri di grup Jaringan Informasi Tuban (JITU).

Ia mengeluh lantaran dirinya berserta keluarganya tidak pernah mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah baik Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD), Bantuan Sosial Tunai (BST), Program Keluarga Harapan (PKH), maupun Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Apa lagi saat pandemi Covid-19 selama dua tahun lalu sangat berdampak pada perekonomian keluarga Mbah Salmo. Bahkan untuk mencukupi kebutuhan hidup setiap harinya, Mbah Salmo bersama istri tinggal di rumah semi permanen sambil membuka warung kopi di lahan milik perhutani.

Cerita Mbah Salmo Warga Tuban, Unggah Foto di Facebook, Komentar, Lalu Dipolisikan

Sontak, unggahan di facebook terkait keluhan Mbah Salmo yang tidak pernah mendapatkan bantuan sosial tersebut banyak mendapatkan tanggapan dari netizen dengan beragam komentar. Sehingga banyak komentar yang masuk baik pro dan kontra.

Kemudian salah satu dari komentar mbah Salmo dianggap menghina Kades, Perangkat Desa, Beserta Masyarakat di Desa Guwoterus, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban.

Banyaknya komentar yang menanggapi postingannya, Mbah Salmo pun ikut membalas komentar netizen dengan kalimat yang meledek perangkat desa setempat.

“Masalah bantuan sosial itu kalau perangkat desa matanya kena tumor, kepala desanya mabuk kecubung, ya gak akan dapat, komentar saya begitu di facebook, tapi sudah saya hapus itu,” terangnya.

Mbah Salmo menilai, penyaluran bantuan sosial dari pemerintah yang diperuntukkan warga kurang mampu di desanya masih banyak yang tidak tepat sasaran. Seharusnya penerima bantuan pemerintah itu warga yang kurang mampu dan membutuhkan. Tapi, faktanya masih ada orang mampu menerima bantuan.

“Dulu saya pernah dimintai KK dan KTP untuk pengajuan bantuan, tapi sampai sekarang juga gak pernah dapat bantuan. Pada waktu orang-orang mendapat bantuan dari dampak corona, keluarga saya tidak ada satupun yang dikasih, jadi saya mengeluhnya karena itu,” tuturnya Mbah Salmo sambil menikmati kopi diwarungnya.

Kades Guwoterus, Pudji mengungkap alasannya melaporkan Mbah Salmo

Sementara, Kepala Desa Guwoterus, Kecamatan Montong, Tuban, Pudji membenarkan, pihaknya terpaksa dan sengaja melaporkan Mbah Salmo ke kepolisian. Sebab, komentarnya yang di unggah di facebook itu sudah keterlaluan menghina dan mencemarkan nama baiknya beserta perangkat desa maupun warga lainnya.

“Saya melaporkan mbah Salmo karena ada komentarnya di facebook yang mengatakan kades mabuk kecubung dan perangkat desa matanya kena tumor, serta menghina semua warga Guwoterus yang melahirkan tidak bersama suaminya” ungkap Pudji, saat ditemui Beritabaru.co, Tuban, Kamis (14/7/2022).

Cerita Mbah Salmo Warga Tuban, Unggah Foto di Facebook, Komentar, Lalu Dipolisikan

Dengan melaporkannya permasalahan dengan Mbah Salmo ke ranah hukum ini untuk memberikan pelajaran agar mereka jera dan ke depan tidak ada warga yang meniru.

Menurutnya, selama ini mereka tidak pernah mau berkomunikasi atau klarifikasi dengan pemerintahan desa terkait permasalahan yang dikeluhkannya.

Pihak pemerintah desa sendiri juga sudah pernah mengusulkan namanya bersama warga kurang mampu lainnya agar memperoleh bantuan sosial dari pemerintah.

Namun, untuk menentukan penerima bantuan sosial itu adalah kewenangan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan desa tidak bisa berbuat banyak.

Apalagi bantuan sosial pemerintah itu adanya terbatas kepada warga yang kurang mampu dan tidak semua warga bisa mendapatkannya.

“Intinya, yang bersangkutan itu benci dengan saya, sehingga terus mencari kesalahan selama kepemimpinan saya,” ujar Pudji Kades Guwoterus.

Cerita Mbah Salmo Warga Tuban, Unggah Foto di Facebook, Komentar, Lalu Dipolisikan

Pihaknya sudah menyerahkan sepenuhnya permasalahan ini kepada pihak kepolisian untuk memproses secara hukum. Terkait akan berakhir dimediasi atau lanjut Kades Pudji belum memastikan tinggal melihat situasinya.

“Soalnya ini urusannya bukan sama saya sendiri, tapi perangkat desa dan masyarakat juga marah karena dihina melahirkan tidak ada bapaknya. Ora seperti itu menurut kalian harus dikasih pelajaran arau dibiarkan saja,” pungkasnya.

Untuk diketahui, di Desa Guwoterus, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, sendiri jumlah penduduknya sekitar 1.100 Kepala Keluarga (KK). Sedangkan jumlah warga penerima BST Kementerian sosial sebanyak 37 KPM, PKH sebanyak 119 KPM, dan BLT DD sebanyak 130 KPM.